- Siklamat (hanya untuk pangan berkalori rendah),
- Sakarin (hanya untuk pangan berkalori rendah),
- Sorbitol.
Pemanis buatan yang paling umum digunakan dalam pengolahan pangan di Indonesia adalah siklamat dan sakarin yang mempunyai tingkat kemanisan masing-masing 30 – 80 dan 300 kali gula alami.
Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI
No. 722/Menkes/Per/IX/88, sebenarnya sakarin dan siklamat hanya boleh
digunakan dalam pangan yang khusus ditujukan untuk orang yang menderita
diabetes atau sedang menjalani diet kalori.
3. Pengawet
3. Pengawet
Bahan pengawet umumnya digunakan untuk
mengawetkan pangan yang mempunyai sifat mudah rusak. Pengawet yang
banyak dijual di pasaran dan digunakan mengawetkan berbagai pangan
adalah benzoate dan sering digunakan untuk mengawetkan sari buah,
manisan, agar (1 gram/kg), minuman ringan dan kecap 600 mg/kg.
Pengawet yang diizinkan penggunaannya dalam pangan antara lain:
Pengawet yang diizinkan penggunaannya dalam pangan antara lain:
- Asam benzoat
- Asam propionat
- Asam sorbat
- Natrium nitrit
- Kalium sulfit
4. Penyedap Rasa dan Aroma, Penguat Rasa
Salah satu penyedap rasa dan aroma yang
dikenal luas di Indonesia adalah vetsin atau bumbu masak, dan terdapat
dengan berbagai dipasarkan. Penyedap rasa tersebut mengandung senyawa
yang disebut mono sodium glutamate (MSG).
Dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, penggunaan MSG dibatasi secukupnya, yang berarti tidak boleh berlebihan.
Penyedap dan penguat rasa dan aroma yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, diantaranya:
Dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88, penggunaan MSG dibatasi secukupnya, yang berarti tidak boleh berlebihan.
Penyedap dan penguat rasa dan aroma yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, diantaranya:
- Asam guanilat,
- Disodium 5’ribonucleotida,
- Kalsium dan natrium 5’ribonucleotida,
- Asam L-Glutamat (MSG),
- Asam inosinat.
5. Pengemulsi, Pemantap dan Pengental
Fungsi dari pengemulsi, pemantap dan
pengental dalam pangan adalah untuk memantapkan emulsi dari lemak dan
air sehingga produk tetap stabil, tidak meleleh, tidak terpisah antara
bagian lemak dan air serta mempunyai tekstur yang kompak.
Misalnya : untuk es krim, es puter digunakan agar, gom atau karboksimetilselulosa dengan kadar (10 gram/kg).
Untuk yogurt digunakan agar atau karagen dengan kadar (5 gram/kg).
Pengemulsi, pemantap dan pengental yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain sebagai berikut:
Misalnya : untuk es krim, es puter digunakan agar, gom atau karboksimetilselulosa dengan kadar (10 gram/kg).
Untuk yogurt digunakan agar atau karagen dengan kadar (5 gram/kg).
Pengemulsi, pemantap dan pengental yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain sebagai berikut:
- Agar,
- Asam alginat,
- Dekstrin,
- Gelatin,
- Gom arab,
- Karagen,
- Lesitin,
- Kaboksimetilselulosa (CMC),
- Pektin,
- Pati asetat.
6. Antioksidan
Adalah BTP yang digunakan untuk mencegah
terjadinya ketengikan pada pangan akibat proses oksidasi lemak atau
minya yang terdapat dalam pangan. Bahan-bahan yang sering ditambahkan
antioksidan adalah lemak dan minyak, mentega, margarine, daging
olahan/awetan, ikan asin dll.
Misalnya : untuk minyak makan digunakan Butilhid roksianisol (BHA) 200 mg/kg, ikan asin digunakan Butil Hidroksitoluen (BHT) 200 mg/kg.
Antioksidan yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain, sebagai berikut:
Misalnya : untuk minyak makan digunakan Butilhid roksianisol (BHA) 200 mg/kg, ikan asin digunakan Butil Hidroksitoluen (BHT) 200 mg/kg.
Antioksidan yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain, sebagai berikut:
- Asam askorbat (garam KPBS Pangalengan, Na dan Ca),
- BHA (butil hidroksi anisol),
- BHT (butil hidroksi toluen),
- Propil galat,
- Tokoferol.
7. Pengatur Keasaman (Pengasam, Penetral dan Pendapar)
Fungsinya adalah untuk membuat pangan menjadi lebih asam, lebih basa, atau menetralkan pangan.
Misalnya : Soda kue mengandung Aluminium ammonium/kalium/natrium sulfat secukupnya.
Pengatur keasaman yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain:
Misalnya : Soda kue mengandung Aluminium ammonium/kalium/natrium sulfat secukupnya.
Pengatur keasaman yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain:
- Alumunium amonium (kalium, natrium sulfat),
- Asam laktat,
- Asam sitrat,
- Kalium dan natrium bikarbonat.
8. Anti Kempal
Biasanya ditambahkan kedalam pangan yang
berbentuk tepung atau bubuk. Peranannya di dalam pangan tidak secara
langsung, tetapi terdapat di dalam bahan-bahan yang digunakan untuk
membuat pangan seperti susu bubuk, tepung terigu, gula pasir dan
sebagainya.
Antikempal yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain, sebagai berikut:
Antikempal yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain, sebagai berikut:
- alumunium silikat,
- kalsium alumunium silikat,
- kalsium silikat,
- magnesium karbonat,
- magnesium oksida, dan
- magnesium silikat.
9. Pemutih dan Pematang Tepung
Adalah bahan yang dapat mempercepat
proses pemutihan dan sekaligus pematangan tepung sehingga dapat
memperbaiki mutu hasil pemanggangan, misalnya alam pembuatan roti,
biscuit dan kue.
Contohnya : untuk tepung digunakan asam askorbat (200 mg/kg) Natrium stearoil-2-laktat digunakan untuk adonan kue (5 gr/kg bahan kering), roti dan sejenisnya (3,75 gr/kg tepung), serabi (3 gr/kg bahan kering).
Pemutih dan pematang tepung yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain, sebagai berikut:
Contohnya : untuk tepung digunakan asam askorbat (200 mg/kg) Natrium stearoil-2-laktat digunakan untuk adonan kue (5 gr/kg bahan kering), roti dan sejenisnya (3,75 gr/kg tepung), serabi (3 gr/kg bahan kering).
Pemutih dan pematang tepung yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain, sebagai berikut:
- asam askorbat,
- natrium stearoil-2-laktilat.
10. Pengeras
Yaitu bahan yang dapat memperkeras atau
mencegah melunaknya pangan. Misalnya untuk mengeraskan buah-buahan dan
sayur dalam kaleng digunakan Kalsium glukonat 800 mg/kg bahan, untuk
acar ketimun dalam botol digunakan 250 mg/kg bahan.
Pengeras yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain sebagai berikut:
Pengeras yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain sebagai berikut:
- kalsium glukonat,
- kalsium klorida,
- kalsium sulfat.
11. Sekuestran
Yaitu bahan yang dapat mengikat ion logam yang ada dalam pangan, sehingga memantapkan warna, aroma dan tekstur.
Sekuestran yang diizinkan penggunaannya dalam pangan, antara lain sebagai berikut:
- asam fosfat,
- isopropil sitrat,
- kalsium dinatrium edetat (EDTA),
- monokalium fosfat,
- natrium pirofosfat.
Bahan tambahan pangan yang dilarang tetapi sering digunakan oleh produsen makanan, antara lain:
- Boraks: sebagai pengenyal pada bakso dan lontong.
- Formalin: sebagai pengawet pada tahu dan mie basah.
- Rhodamin B: sebagai pewarna merah pada terasi dan kerupuk.
- Methanil Yellow: sebagai pewarna kuning pada tahu dan kerupuk.
- Pemanis Buatan (Siklamat dan Sakarin): Sering digunakan pada produk minuman ringan dan pangan jajanan yang ditujukan bukan untuk pangan yang khusus ditujukan untuk orang yang menderita diabetes atau sedang menjalani diet kalori, tetapi dengan maksud menurunkan harga, dapat dijual murah tetapi rasa tetap manis.
Ada 0 komentar pada tutorial tentang Bahan Tambahan Pangan
Posting Komentar